Ketika mengikuti pertemuan virtual dengan Miss Laksmi, materi yang dibahas adalah tentang makanan yang kita makan bisa menentukan siapa diri kita sebenarnya. Mengapa makanan yang kita makan bisa menentukan siapa kita yang sebenarnya? Pertanyaan ini menjadi penting dan sekaligus sebagai buah pergulatan setiap kita untuk menentukan sikap sebelum mengkonsumsi makanan. Pola hidup dan makanan yang kita konsumsi berpengaruh besar pada sikap dan perilaku yang ditunjukkan oleh setiap orang. Seperti orang-orang yang selama hidupnya mengkonsumsi daging merah dan segar akan berpengaruh pada karakter pribadinya. Demikian juga sebaliknya, ketika seseorang mengkonsumsi makanan secara vegetarian maka pembawaan hidupnya menjadi kalem dan tidak emosional dalam menanggapi semua persoalan. Jenis-jenis makanan ini, entah daging merah maupun vegetarian pada akhirnya menentukan kondisi tubuh seseorang dan sekaligus berdampak pada karakter masing-masing orang.
Bagaimana cara kita untuk membersihkan diri dari ancaman makanan yang kita Konsumsi? Cara paling umum dilakukan adalah dengan berpuasa. Puasa dalam konteks spiritual tidak hanya dimengerti sebatas menahan diri untuk tidak mengkonsumsi makanan dan minuman semata-mata tetapi lebih dari itu, setiap orang yang berpuasa harus membangun jarak dan berupaya untuk melepaskan diri dari kelekatan dengan hal-hal duniawi. Puasa juga merupakan cara pembersihan tubuh dari asupan nutrisi makanan yang selama ini dikonsumsi. Bahwa makanan yang dikonsumsi memang memberikan dampak pada kesehatan tubuh tetapi juga bisa mendatangkan hal-hal negatif pada tubuh. Makanan yang selama ini dikonsumsi umumnya sudah terkontaminase dengan bahan-bahan kimia sebagai pengawet, karena itu puasa merupakan “jalan sunyi” pembersihan tubuh.
Memang, puasa yang dijalani biasanya memberikan pengaruh terhadap tubuh dan menumbuhkan arah konsentrasi pada nilai tertinggi. Bahwa hidup ini tidak hanya bergantung pada “roti” (makanan) saja tetapi lebih pada upaya membangun energi rohani untuk mendapatkan spirit baru agar bisa menapaki hidup ini. Perjalanan hidup ini terasa hampa ketika kebergantungan diri kita (manusia) semata-mata pada makanan yang fana, yang akan binasa. Memahami puasa dalam konteks spiritual, merupakan jalan untuk menerima asupan rohani, dan menjadikan manusia memahami makna terdalam tentang hidup dan kehidupan ini dengan penuh energi. Hanya saja dalam menjalani puasa, tentu banyak godaan-godaan yang muncul. “Ketika orang membentengi diri dengan dunia luar maka semakin banyak serangan yang muncul.” Demikian juga, ketika membangun benteng pertahanan diri dengan “pagar puasa” maka serangan dan godaan itu datang bertubi-tubi.
Tentang makanan vegetarian yang berasal dari pertanian organik memiliki pengaruh yang sangat baik pada tubuh dan terutama tentang sikap hidup yang lebih kalem. Berbicara tentang pola makan yang bisa menentukan siapa diri kita sebenarnya, mengingatkan kita tentang pentingnya asupan makanan yang berpengaruh dalam hidup ini. Pola hidup dan makanan untuk anak-anak di Insan Teratai, khusus untuk TK dan SD merupakan sebuah persiapan jangka panjang akan generasi yang cerdas. Menyiapkan generasi yang cerdas tidak hanya melalui “asupan akademik” tetapi juga melalui makanan yang memberikan nutrisi bagi perkembangan seorang anak.
Ketika melihat makanan yang dikonsumsi di ruang makan Insan Teratai, memang terlihat sederhana tetapi memiliki nilai gizi yang tinggi. Sayuran yang disiapkan dan dikonsumsi oleh anak-anak merupakan asupan yang memberikan nilai tambah pada tubuh anak-anak. Di sini bisa dilihat bahwa sekolah berperan sebagai orang tua yang memperhatikan gizi yang baik sebagai benteng pertahanan diri dan sekaligus membentuk karakter anak-anak. Dengan mengkonsumsi sayuran yang cukup maka seorang anak bisa menambah stamina dan pengelolaan diri menjadi lebih stabil.
Apakah anak-anak Insan Teratai ketika berada di rumah bersama orang tuanya, mengkonsumsi sayuran? Pertanyaan sederhana ini menjadi penting ketika menelusuri jejak kehidupan anak-anak saat ini yang lebih cenderung mengkonsumsi makanan cepat saji dan mengabaikan sayuran yang mestinya menjadi asupan bergizi. Karena itu ketika melihat program tetap untuk memberikan asupan gizi pada anak-anak, secara tidak langsung, pihak sekolah TK dan SD Insan Teratai sedang membangun fondasi gizi yang kuat pada anak-anak. Asupan gizi baik yang diterima anak-anak dapat memberikan dampak pada kecerdasan anak-anak dan berkarakter baik. Antara kecerdasan dan karakter baik, perlu dijaga keseimbangannya agar kelak ketika dewasa, mereka tetap menampilkan diri sebagai manusia yang produktif.***(Valery Kopong)