Setiap awal bulan di tahun yang baru, biasanya dirayakan tahun baru Imlek. Apa makna terdalam dari tahun baru Imlek? Imlek merupakan perayaan tahun baru China yang dirayakan sebagai ungkapan syukur dan harapan mendapatkan rezeki yang berlimpah. Tradisi ini menjadi menarik karena tidak hanya dirayakan oleh orang keturunan China saja tetapi dampak yang dirasakan oleh warga lain juga cukup terasa.
Di Indonesia, perayaan Imlek sudah ditetapkan pada pemerintahan Gus Dur sebagai perayaan nasional dan bahkan dijadikan tanggal merah yang menandakan hari libur nasional. Dengan ditetapkannya sebagai perayaan nasional bagi warga keturunan China di Indonesia, maka memberikan peluang pada kelompok warga keturunan China ini untuk mengungkapkan rasa syukur pada Sang Pencipta yang telah memberikan perlindungan dan juga memberikan keberlimpahan rezeki.
Secara sederhana, bisa dimaknai bahwa setiap awal permulaan tahun baru, dibangun sebuah harapan dan meminta Sang Pencipta untuk tetap terlibat dalam seluruh kegiatan hidup. Membangun rasa syukur itu menjadi sesuatu yang sangat penting. Syukur yang dibangun pada awal tahun, mengungkapkan sebuah ketergantungan manusia pada Sang Pencipta. Apa yang manusia miliki saat ini merupakan sebuah pemberian dari Sang Pencipta maka manusia juga mempunyai kewajiban untuk mengungkapkan rasa syukur pada Sang Pencipta dengan cara berbagi kasih kepada sesama yang berkekurangan.
Menjelang perayaan Imlek tahun ini, yang jatuh pada awal bulan Februari 2022, Sekolah Insan Teratai turut mengambil bagian dalam menyemarakan pesta imlek dengan berbagi sembako. Menurut panitia baksos Sekolah Insan Teratai, yang dilaksanakan pada 22 Januari 2022 bahwa ada lima ratusan orang yang menerima sembako tahun ini. Penerima sembako adalah siswa-siswi Insan Teratai yang layak menerima dan juga masyarakat sekitar sekolah. Terlibat dalam pembagian sembako, tidak hanya pada guru dan karyawan tetapi juga komite sekolah. Kiranya dengan berbagi kepada mereka yang layak menerima bantuan sembako, Sekolah Insan Teratai semakin mempertegas diri sebagai sekolah berkarakter, yang mampu berempati terhadap masyarakat sekitar.***(Valery Kopong)