Hari ini di kelas proyek tema “Buah-buahan”, kami mendapatkan cerita yang begitu menyentuh dari anak-anak. Cerita sederhana tapi mempunyai makna yang mendalam.
Di kelas matematika, kami membagi setiap kelompok 1 buah jeruk untuk berhitung berapa banyak spasi jeruk dan membagikan kepada temannya secara merata.
Ada sebuah kelompok anak-anak yang terdiri dari lima orang anak mendapat sebuah jeruk setelah dikupas ternyata berisi 9 spasi ketua kelompok membagi masing-masing anggota termasuk dirinya satu-satu dan tersisa empat spasi. Ketua kelompok membagi keempat spasi kepada semua anggota kelompoknya sambil mengatakan “Saya kan ketua kelompok, kalau saya tidak kebagian juga apa-apa asal kalian semua kebagian” dengan penuh rasa tanggung jawab anak yang baru berusia 7 tahun melakukan tugasnya ketua. Tapi semua anggota kelompok hanya memandang jeruk itu dan akhirnya salah satu mereka berkata “kalau kamu tidak makan kami juga semua tidak usah makan, kita kembalikan sisa spasi jeruk ini ke bu guru”, dengan penuh rasa hormat para anggota kelompok mengikuti jejak ketua, karena ketua kelompok mau berkorban semua anggota kelompok juga mengikuti dengan suka rela.
Mungkin hal ini bukanlah sesuatu yang besar ataupun istimewa bagi kebanyakan orang tapi hal ini membuat kami sangat berbangga sebagai seorang pendidik karena hal ini dapat dilakukan oleh anak-anak kami yang usianya baru 5-7 tahun saja. Tanpa perlu disuruh atau diarahkan semua datang murni dari hati mereka.
Mengajarkan sikap rela berkorban pada seorang anak pada usia dini sangat penting sehingga mereka akan tumbuh menjadi anak-anak yang tidak egois dan berusaha mengedepan kepentingan bersama dibandingkan kesenangan sendiri.
Mengajarkan suatu nilai kebaikan yang tergali dari pengalaman anak sendiri akan sangat membantu kita dalam membentuk karakter anak. Ketika mereka dihadapkan pada situasi tertentu mereka akan mengambil keputusan tepat dan berusaha menjadi anak-anak harapan harapan bangsa dengan karakter yang baik.
Perjuangan masih sangatlah panjang. Ayo terus kita gali semua potensi anak-anak didik kita agar menjadi anak yang baik dan cerdas.